Saturday, October 25, 2025

Dari Pola Pikir Tetap ke Pola Pikir Bertumbuh: Menjadi Guru yang Menyalakan Semangat Belajar Murid


Menjadi Guru yang Menyalakan Semangat Belajar Murid (Sumber: Whisk)

Perubahan cara berpikir dimulai dari keberanian untuk melihat diri sendiri secara jujur. Di ruang kelas, guru bukan hanya pengajar, tetapi juga penyalur energi yang menentukan apakah murid berani mencoba atau takut gagal. Inilah saatnya kita bergerak dari Pola Pikir Tetap (PPT) menuju Pola Pikir Bertumbuh (PPB), dari takut gagal menjadi berani belajar.

 

Dalam konsep pembelajaran mendalam (deep learning), guru berperan bukan lagi sebagai pusat pengetahuan, melainkan sebagai activator, collaborator, dan builder learning culture. Tiga peran ini menuntut guru untuk menyalakan rasa ingin tahu murid, membangun kolaborasi, serta menciptakan budaya belajar yang penuh semangat dan keberanian untuk tumbuh.

Namun, semua itu sulit dilakukan jika guru masih terjebak dalam Pola Pikir Tetap cara berpikir yang menganggap kecerdasan dan kemampuan bersifat permanen. Untuk itu, Prof. Carol S. Dweck dari Stanford University melalui situsnya mindsetworks.com menjelaskan empat langkah sederhana yang dapat membantu seseorang beralih dari PPT ke PPB:

  1. Belajar mengenali suara PPT. Sadari pikiran negatif yang muncul ketika menghadapi kesulitan. Misalnya, “Saya tidak mampu melakukannya.”
  2. Sadari bahwa kita punya pilihan. Kita bisa memilih untuk tetap terjebak dalam ketakutan, atau mengambil langkah kecil untuk mencoba.
  3. Berbicara kembali dengan suara PPB. Ubah narasi dalam diri menjadi lebih positif: “Saya belum bisa sekarang, tapi saya bisa belajar.”
  4. Ambil tindakan sesuai suara PPB. Bertindaklah meski ragu. Karena tindakan adalah bukti nyata dari perubahan cara berpikir.

Contoh sederhana:

  • Suara PPT: “Kalau saya gagal berarti saya tidak mampu.”
    Suara PPB: “Kalau saya gagal, berarti saya perlu mencoba lagi.”
  • Suara PPT: “Kesalahan membuat saya terlihat lemah.”
    Suara PPB: “Kesalahan adalah bagian dari proses belajar.”

Guru yang memahami perbedaan dua jenis suara ini akan mampu menuntun murid melewati rasa takutnya. Ia tidak lagi menilai kegagalan sebagai akhir, tetapi sebagai bagian penting dari proses belajar.

 

Menjadi guru yang berjiwa growth mindset berarti terus belajar, bahkan dari kegagalan kecil di ruang kelas. Kita mungkin tidak selalu bisa mengontrol hasil belajar murid, tetapi kita bisa mengubah cara kita merespons prosesnya. Karena sesungguhnya, guru yang bertumbuh akan melahirkan murid yang juga berani tumbuh.

0 komentar: